Minggu, 27 April 2014

Perkembangan Kognitif

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Peserta didik tidak pernah lepas dari belajar, sehingga kemampuan kognitif sangat diperlukan peserta didik dalam pendidikan. Kognitif yaitu perolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan. Perkembangan kognitif secara spesifik difokuskan pada perubahan dalam cara berfikir, memecahkan masalah, memori, dan intelegensi. 
Peserta didik merupakan objek yang berkaitan langsung dengan proses pembelajaran, sehingga perkembangan kognitif sangat menentukan keberhasilan peseserta didik dalam sekolah. Pemahaman  yang mendalam mengenai perkembangan kognitif anak mulai dari pengertian kognitif hingga cara membantu perkembangan kognitif.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan kognitif?
2.      Apa saja tahap-tahap perkembangan kognitif?
3.      Apa saja faktor yang mempengaruhi kognitif?
4.      Bagaimana perbedaan individual dalam perkembangan kognitif?
5.      Bagaimana cara membantu perkembangan kognitif dan implikasinya bagi pendidikan?
6.      Bagaimana membuat perumusan contoh Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran dari perkembangan kognitif?
C.    Tujuan Penulisan
Dengan membaca postingan ini diharapkan pembaca dapat:
1.      Menguraikan arti dari kognitif
2.      Menguraikan tahap-tahap perkembangan kognitif
3.      Menjelaskan faktor apa saja yang mempengaruhi kognitif
4.      Menjelaskan perbedaan individual dalam perkembangan kognitif
5.      Membuat Rancangan Pelaksaan Pembelajaran (RPP)

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Kognitif
Istilah kognitif berasal dari kata cognition, yang berarti knowing atau mengetahui, dalam arti luas berarti perolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan. Kemampuan kognitif adalah kemampuan penalaran dan pemecahan masalah.
Menurut Chaplin dalam Dictionary of Psychology karyanya, kognisi adalah konsep umum yang mencakup seluruh bentuk pengenalan, termasuk di dalamnya mengamati, memperhatikan, menyangka, membayangkan, menduga, dan menilai. Sedangkan menurut Mayes, kognisi merupakan kemampuan membayangkan dan menggambarkan benda atau peristiwa dalam ingatan.
Sumber: informasiserbaanak.blogspot.com
Presentase Perkembangan Kognitif Berdasarkan Usia
Psikologi kognitif adalah cabang psikologi yang mempelajari proses mental termasuk bagaimana orang berpikir, merasakan, mengingat, dan belajar. Perkembangan kognitif adalah perkembangan kapasitas nalar otak atau intelegensi. Perkembangan intelegensi berlangsung sangat cepat samapi saat remaja. Setelah itu berangsur menurun kepesatannya.

B.     Tahap Perkembangan Kognitif
Tahap-tahap perkembangan kognitif menurut Piaget meliputi:
1.      Tahap Sensorimotor (kelahiran hingga usia 2 tahun)
Anak-anak berfokus pada apa yang mereka lakukan dan lihat pada saat itu. Secara spesifik, anak memperoleh kemampuan berpikir simbolik, yakni kemampuan mempresentasikan dan memikirkan objek-objek dan peristiwa-peristiwa dalam kerangka entitas-entitas mental internal atau symbol.
2.      Tahap Praoperasional (usia 2 hingga 6 atau 7 tahun)
Keterampilan bahasa anak akan berkembang pesat dan penguasaan kosakata meningkat. Pikirannya bersifat egosentris, pemikirannya didominasi oleh persepsi, intuisinya lebih mendominasi dari pada pikiran logisnya. Belum memiliki kemampuan konservasi.
3.      Tahap Operasional Konkret (usia 6 atau 7 tahun hingga 11 atau 12 tahun)
Proses-proses berpikir menjadi lebih logis dari sebelumnya. Mulai memperlihatkan konservasi. Pikiran bersifat umum dan menyeluruh, berpikir proporsional, muncul kemampuan membuat hipotesis, dan perkembangan idealisme yang kuat.
4.      Tahap Operasional Formal (usia 11 hingga 12 atau usia dewasa)
Memikirkan dan membayangkan konsep-konsep yang tidak berhubungan dengan realitas konkret, mulai mengenali kesimpulan yang logis sekalipun berbeda dari kenyataan di dunia sehari-hari.
C.    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif
Faktor yang mempengaruhi kognitif adalah sebagai berikut:
Faktor pembentukan
Dorongan orangtua mempengaruhi perkembangan kognitif anak
1.      Faktor pembawaan. Faktor ini dibawa sejak lahir, batas kesanggupan seseorang ditentukan oleh faktor bawaan. Oleh karena itu kepintaran seseorang berbeda walaupun diberikan pelatihan dan pelajaran yang sama.
2.      Faktor minat dan pembawaan yang khas, dimana minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu.
3.      Faktor pembentukan, dimana pembentukan adalah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan sengaja maupun yang tidak disengaja.
4.      Faktor kematangan, tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Kematangan berhubungan erat dengan umur.
5.      Faktor kebebasan, yang berarti manusia dapat memilih kebebasan dalam memilih metode dan bebas memilih masalah yang sesuai dengan kehidupannya.
Untuk menentukan kecerdasan seseorang, tidak dapat hanya berpedoman kepada salah satu faktor tersebut, karena semuanya berhubungan.
D.    Perbedaan Individual dalam Perkembangan Kognitif
Individu memiliki potensi yang dapat menyebabkan perbedaan dalam perkembangan berpikir mereka. Berkembang atau tidaknya potensi tersebut tergantung pada lingkungan. Manusia memiliki perbedaan satu sama lain dalam berbagai aspek. Perbedaan itu akan tampak jika diamati dalam proses belajarmengajar di dalam kelas. Perbedaan individu dalam perkembangan kognisi menunjuk kepada perbedaan dalam kemampuan dan kecepatan belajar.
Perbedaan yang diacu oleh Firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al imron ayat 36 yaitu: “dan anak laki-laki tidaklah sama dengan anak perempuan.”.
E.     Contoh Perumusan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran dari Perkembangan Kognitif
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan      : MTs. Tansyitul Mutaalimiin
Mata pelajaran             : IPA
Kelas / Semester          : VIII / 2
Peminatan                   : Muhammad Rizki Supiana
Materi Pokok              : Getaran dan Gelombang
Pertemuan ke              : 3 dan 4
Alokasi Waktu            : 1 jam
Tujuan Pembelajaran   :
                                     I.            Kognitif

1.      Peserta didik mampu mengidentifikasi getaran pada kehidupan sehari-hari.
Alasan: karena menurut teori pieget di umur 14 tahun siswa sudah masuk ke dalam tahap oprasional formal, peserta sudah dapat membayangkan dan mengidentifikasikan konsep getaran pada kehidupan sehari-hari.
2.      Peserta didik mampu menyebutkan jenis-jenis gelombang berdasarkan ada tidaknya medium/zat perantara dan arah gerakan.
Alasan: karena menurut teori pieget di umur 14 tahun siswa sudah masuk ke dalam tahap oprasional formal, perserta didik dapat memikirkan dan memisahkan variable.

                                        II.            Afektif

1.      Peserta didik ikut serta secara aktif dalam kelompok saat melakukan melakukan percobaan pada sebuah bandul.
Alasan: Peserta didik sedang berada pada masa anak sekolah. Secara aktif di sini berupa membuat pertanyaan, dan kerja sama yang baik dalam kelompok. Karena dalam fase ini anak dapat membuat kalimat majemuk, dapat menyusun, dan mengajukan pertanyaan. Dari sisi perkembangan sosial, anak telah memiliki kesanggupan menyesuaikan diri kepada sikap kooperatif (kerja sama) atau sosiosentris (mau memperhatikan kepentingan orang lain).
2.      Peserta didik melaksakan pembelajaran secara tertib, taat, dan aktif.
Alasan: Peserta didik sedang berada dalam fase anak sekolah, anak mengikuti setiap aturan yang ada dalam kelompok. Dapat dikatakan sebagai proses belajar penyesuaian diri terhadap norma-norma kelompok.
                                     III.            Psikomotorik
1.      Peserta didik mampu membuat percobaan sederhana untuk mengetahui simpangan dan amplitude pada gerakan sebuah bandul.
Alasan: Peserta didik berada dalam tahap masa remaja, dimana anak-anak berimajinasi, berpikir mengkoordinasi pemikiran dan idenya, dari perkembangan psikomotorik ini dilakukan percobaan agar imajinasi peserta didik dalam membayangkan simpangan gerak bandul dengan keadaan sesungguhnya.
2.      Peserta didik mampu membedakan karakteristik gelombang transversal dan gelombang longitudinal.
Alasan: Menggunakan kata membedakan, karena peserta didik berada dalam tahap masa remaja yang memiliki kemampuan mengkoordinasikan dari 2 ragam kemampuan kognitif.
3.      Peserta didik mampu mengerjakan soal perihal periode dan frekuensi suatu getaran.
Alasan: Digunakan kata mengerjakan, karena peserta didik berada dalam masa remaja, dimana terjadi perkembangan kemandirian remaja dan tertantang secara intelektual oleh tugas akademis seperti saat memecahkan soal-soal.



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Perkembangan kognitif adalah perkembangan kapasitas nalar otak atau intelegensi.
2.      Menurut Piaget tahap perkembangan kognitif ada empat, yaitu tahap sensorimotor (kelahiran hingga usia 2 tahun), tahap praoperasional (usia 2 hingga 6 atau 7 tahun), tahap operasional konkret (usia 6 atau 7 tahun hingga 11 atau 12 tahun), dan tahap operasional formal (usia 11 hingga 12 atau usia dewasa).
3.      Faktor perkembangan kognitif ada lima, yaitu, faktor pembawaan, faktor minat dan pembawaan yang khas, faktor pembentukan, faktor kematangan, faktor kebebasan,
4.      Perbedaan individu dalam perkembangan kognisi menunjuk kepada perbedaan dalam kemampuan dan kecepatan belajar.


DAFTAR PUSTAKA
Syah Muhibbin. 2011. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya.
Desmita. 2010. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Purwanto, Ngalim. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Sumber gambar: 
http://anneahera.com
http://informasiserbaanak.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar